Minggu, 24 April 2016

MALUKU YANG MERDEKA



28 Mei 1817 dan 25 April 1950 adalah dua momen dengan alasan yang berbeda.
28 Mei 1817 adalah Proklamasi Haria karena di lakukan di baileo Negeri Haria, yang kemudian di sebarkan oleh Thomas Matulessy kepada raja raja adat di negeri Seram untuk memerdekakan diri dari kolonialisme dan penindasan Belanda. di mana Belanda dengan arogannya memaksa rakyat membuat garam tanpa di bayar, Rayat harus menyerahkan hasil hutan dan lautan dengan bayaran rendah bahkan tidak bayar, dan masih harus kera rodi untuk keperluan dan kepentingan Belanda sendiri, inilah yang menjadi dasar perang kemerdekaan Maluku di bawah pimpinan Thomas Matulessia bersama rekan rekan dan Rakyat Maluku yang di mulai pada 15 Mei 1817 dulu.
sementara
25 April 1950 adalah Proklamasi Repoblik Maluku Selatan yang di bacakan di Negeri Tulehu dan di tanda tangani oleh J.H. Manuhutu
A. Wairisal atas nama Pemerintah Repoblik Maluku Selatan, bukan di lakukan atas dasar penjajahan tetapi semata mata karena kedudukan dan politik yang terjadi di saat itu di mana RMS berpendapat serta beralasan N.I.T. sudah tida sanggup mempertahankan kedudukanja sebagai Negara Bahagian selaras dengan peraturan2 Mutamar Denpasar jang masih sajah berlaku, juga sesuai dengan keputusan Dewan Maluku Selatan tertanggal 11 Maret 1947, sedang R.I.S. sudah bertindak bertentangan dengan keputusan2 K.M.B. dan Undang2 Dasarnja sendiri.
sangat jelas dua momen yang sangat berbeda.
Dalam sejarahnya Thomas Matulessy atau Kapitang Pattimura tidak perna mau berkompromi dengan belanda sampai mati begitupun dengan kawan kawan seperjuangan. namun sangat berbeda dengan RMS yang sebagian besar tentara belanda putra Maluku yang tergabung dalam KNIL justru bekerja sama langsung dengan Kerajaan Belanda yang pada akhirnya Kerajaan Belanda hanya memanfaatkan untuk kepentingannya kembali dan menjajah Maluku dan Indonesia pada umumnya.
kematian Mr. Dr. Christiaan Robbert Steven Soumoki dalam hukum yang berlakku di Indonesia membuktikan bahwa Belanda tidak dapat berbuat apa apa,
ketika keinginan Belanda tidak berhasil semua di angkut ke Belenda dengan janji janji manis bahwa mereka akan di memerdekakan kelak, karena janji manis inilah para anggota RMS meninggalkan orang tua dan sanak saudara di Maluku untuk menghadapi setuasi yang terjadi di saat itu sendirian dan memilih keBelanda. tahun dan generasi berganti Belanda tidak bisa memenuhi janji manisnya sekalipun suda banyak aksi demontrasi bahkan pembajakan kereta api, Belenda tetap pada pendiriannya karena memang Belenda sudah tidak bisa lagi memenuhi janjinya, karena Maluku sendiri sudah merdeka dalam Negera Kesatuan Repoblik Indonesia dengan kedaulatannya yang tidak dapat di campuri oleh negara lain.
tanpa menyinggung yang lain,
selamat merayakan 25 April bagi yang masih percaya dengan janji Belanda.
walaupun katong berbeda beta seng bisa buang ale. ale deng beta tetap sudarah.!
25 April 2016
Beta Orang Maluku Warga Negera Indonesia
Hany Tuarissa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.